Ipteknesia.com – Pernah baca buku “The 7 Habits of Highly Effective People” karya Stephen R. Covey?
Bagi yang sudah membacanya, pasti setuju kan kalau buku ini jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari akan memberikan dampak yang sangat positif dalam diri dan meningkatkan efektivitas hidup kita. Buku ini menjelaskan tentang 7 Kebiasaan Sangat Efektif untuk mencapai kesuksesan dalam hidup.
Bagi Anda yang belum membacanya dan tidak punya waktu membaca keseluruhan 381 halamannya, jangan khawatir!
Ipteknesia akan membantu Anda merangkum isi buku tersebut dalam artikel ini.
Tentu saja, kita semua ingin sukses kan? Tapi bagaimana caranya ya? Salah satu jalan menggapai kesuksesan tersebut adalah dengan mengindetifikasi kebiasaan-kebiasaan yang dapat membantu kita dalam perjalanan hidup kita sendiri.
Apa saja sih kebiasaan tersebut? Yuk kita simak bersama-sama ya…
7 Kebiasaan Sangat Efektif
Covey membuka awalan buku ini dengan penjelasan tentang banyaknya orang yang telah menggapai kesuksesan terbesarnya ternyata masih berkutat dengan kebutuhan dalam dirinya untuk mengembangkan efektivitas pribadi dan menumbuhkan hubungan yang sehat dengan orang lain. Buku ini ditulis berdasarkan keyakinan Covey bahwa cara kita memandang dunia sepenuhnya berdasarkan cara pandang kita masing-masing. Agar kita dapat mengubah situasi yang ada, kita harus mengubah diri kita sendiri dan agar dapat mengubah diri kita sendiri, maka kita harus mampu mengubah cara pandang kita.
Sebelum perang dunia pertama, kesuksesan didasarkan pada etika karakter yang terdiri dari kerendahan hati, integritas, kesederhanaan, kesetiaan, keadilan, kesabaran, industri, dan Hukum Utama). Kemudian setelah perang tersebut, yaitu setelah tahun 1920-an, terdapat pergeseran pandangan orang terkait kesuksesan yang disebut oleh Covey sebagai etika kepribadian. Yaitu kesuksesan adalah sikap dan perilaku, fungsi kepribadian, citra masyarakat, keterampilan dan teknik, yang mana dapat melancarkan proses interaksi antar orang.
Covey berpendapat bahwa bukan kepribadian namun karakter lah yang harus ditanam dengan benar untuk meraih keberhasilan yang berkelanjutan. Etika karakter didasarkan pada serangkaian prinsip yang terbukti sendiri dan berlaku pada hampir semua sistem agama, sosial, dan etika. Etika ini berlaku secara universal. Ketika kamu menanamkan nilai dengan prinsip yang benar, maka kamu melihat kenyataannya dengan benar.
Dewasa ini, kebanyakan orang melihat orang, tim, maupun organisasi yang berhasil sebagai upaya untuk mendapatkan perbaikan yang instan dengan cara menanyakan resep apa sih yang membuat mereka berhasil. Namun jalan pintas ini yang kita pikir sebagai cara tercepat dan minim usaha agar dapat mencapai hasil yang diinginkan, ternyata hanyalah solusi jangka pendek belaka karena tidak memahami kondisi yang mendasarinya.
Perubahan paradigma harus dibiasakan dalam diri kita agar terjadi perubahan yang mendasar. Hal ini bertujuan untuk mencapai perubahan yang sebenarnya dan berkelanjutan, tidak hanya di tingkat awal saja.
7 kebiasaan sangat efektif ala Covey terdiri dari prinsip utama karakter yang mana kegembiraan dan keberhasilan berpijak. 7 kebiasaan sangat efektif ini menempatkan pendekatan yang berpusat pada prinsip terhadap efektivitas hubungan pribadi dan antarpribadi. Kebiasaan ini bertujuan untuk mengadaptasi karakter dan motivasi dalam diri daripada berfokus terhadap perubahan manifestasi yang tampak dari sikap dan perilaku.
Adapun 7 kebiasaan sangat efektif ala Covey adalah sebagai berikut:
- Jadilah proaktif
- Merujuk pada tujuan akhir
- Dahulukan yang utama
- Berpikir menang/menang
- Berusaha mengerti terlebih dahulu, baru dimengerti
- Wujudkan sinergi
- Asahlah gergaji
Kebiasaan 1,2, dan 3 berfokus penguasaan diri dan membantu kita berpindah dari ketergantungan menjadi kemandirian. Kemudian kebiasaan 4,5, dan 6 berfokus pada mengembangkan kerjasama tim, kemampuan kolaborasi dan komunikasi, serta cara berpindah dari kemandirian menjadi kesalingketergantungan. Kebiasaan 7 berfokus pada pertumbuhan dan perbaikan yang berkelanjutan serta mendorong mewujudkan semua kebiasaan lainnya.
Ketika kebanyakan masyarakat dan buku pengembangan diri yang terlaris di luar sana menempatkan kemandirian sebagai raihan tertingginya, Covey berpendapat bahwa justru kesalingketergantungan dapat memperoleh hasil yang paling besar. Kesalingketergantungan adalah konsep yang paling maju dan matang. Ini dapat menghindarkan kita dari konsep manusia mandiri, bahwa bekerja dengan orang lain dapat menghasilkan hasil yang lebih besar daripada bekerja sendiri. Masing-masing kebiasaan akan dijelaskan pada bahasan berikut ini.
Kebiasaan 1: Jadilah Proaktif
Kebiasaan pertama dan paling mendasar dari 7 Kebiasaan Sangat Efektif adalah menjadi proaktif. Menjadi proaktif tidak hanya sekedar mengambil inisiatif, namun juga mengambil tanggungjawab untuk kehidupan yang dijalani. Konsekuensinya, kita tidak akan menyalahkan perilaku kita sendiri atas faktor-faktor eksternal seperti lingkungan, namun mengakui ini sebagai bagian dari pilihan yang sadar berdasarkan nilai yang kita anut. Ketika orang reaktif diatur oleh perasaan, orang yang proaktif diatur oleh nilai.
Ketika faktor-faktor eksternal memiliki kemampuan untuk menciptakan luka, karakter dalam dirimu tidak akan rusak. Yang terpenting adalah bagaimana kita merespon pengalaman-pengalaman tersebut. Orang yang proaktif berfokus pada usaha-usaha yang dapat mereka kendalikan, sedangkan orang yang reaktif hanya berfokus pada usaha-usaha yang tidak dapat mereka kontrol sendiri. Mereka sibuk menumpuk energi negatif dengan menyalahkan faktor-faktor eksternal tersebut yang pada akhirnya faktor tersebut lah yang mengontrol mereka.
Orang yang proaktif akan berfokus menciptakan energi positif untuk memperbesar lingkaran pengaruhnya, sedangkan orang yang reaktif akan sibuk menimbun energi negatif yang dapat mengurangi atau menekan lingkaran pengaruhnya (Gambar 1).
Manifestasi paling jelas dari fokus proaktif dapat dilihat dari kemampuan dalam mempertahankan komitmen yang telah dibuat baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Ini termasuk komitmen untuk pengembangan diri dan selanjutnya menjadi pertumbuhan pribadi. Dengan membuat tujuan-tujuan kecil dan fokus padanya, kita secara bertahap akan meningkatkan integritas yang mana dapat meningkatkan pula kemampuan dalam mengambil tanggungjawab lebih besar dalam hidup.
Anda juga bisa melakukan praktik kebiasaan efektif 1 dari 7 kebiasaan sangat efektif yaitu dengan mengganti bahasa dari reaktif menjadi proaktif sebagai berikut:
Bahasa Reaktif | Bahasa Proaktif |
Memang begitulah saya | Saya dapat memilih pendekatan yang berbeda |
Tak ada yang dapat saya lakukan | Mari kita lihat alternatif lain yang kita miliki |
Saya tidak bisa | Saya memilih |
Saya harus | Saya lebih suka |
Seandainya | Saya akan |
Ia membuatku begitu marah | Saya mengendalikan perasaan saya sendiri |
Covey menyarankan penerapan untuk menjadi pribadi yang proaktif sebagai berikut:
- Dengarkan bahasa Anda dan bahasa orang-orang yang ada di sekitar Anda selama sehari penuh. Seberapa sering bahasa reaktif digunakan.
- Pahami pengalaman yang mungkin akan terjadi pada Anda di masa depan yang mana jika berdasarkan pengalaman masa lalu Anda mungkin reaktif. Lakukan respon proaktif dalam konteks Lingkaran Pengaruh dan buatlah komitmen untuk menjalankan kebebasan memilih.
- Tentukan sebuah masalah dalam pengalaman pribadi atau lingkungan kerja yang membuat Anda frustasi. Kemudian tentukan apakah masalah itu secara langsung, tidak langsung, atau tanpa kontrol dan buatlah langkah pertama yang sesuai dengan Lingkaran Pengaruh Anda untuk memecahkannya dan mengambil tindakan itu.
- Lakukan tes proaktivitas selama 30 hari dengan cara membuat komitmen-komitmen kecil dan fokus padanya. Amati perubahan yang terjadi pada diri Anda!
Kebiasaan 2: Merujuk pada Tujuan Akhir
Kebiasaan 2 dari 7 Kebiasaan Sangat Efektif ini memancing kita untuk menanamkan dengan jelas tujuan akhir dalam pikiran. Covey mengajak kita untuk membayangkan apa yang terjadi saat pemakaman kita agar dapat memahami kebiasaan ini dengan lebih baik. Beliau meminta kita untuk memikirkan bagaimana orang yang kita sayangi mengingat kita, apa yang telah kita raih, dan perbedaan apa yang telah kita perbuat untuk hidup mereka. Menanamkan pemikiran seperti ini dalam diri dapat membantu kita mengindentifikasi beberapa nilai kunci yang harus menjadi pendukung perilaku kita.
Setiap hari dalam hidup kita harus berkontribusi terhadap visi besar yang akan kita raih. Mengetahui apa yang berharga dalam hidup artinya kita dapat menjalani hidup dalam melayani apa yang paling penting. Kebiasaan 2 mendorong kita untuk mengidentifikasi pengalaman masa lalu yang menjauhkan diri dari hal yang paling penting, dan membantu menulis naskah baru yang sejalan dengan nilai paling dalam. Hal ini akan membuat kita dapat menghadapi tantangan di masa depan secara proaktif dan dengan integritas, sesuai dengan nilai-nilai yang sudah jelas pada diri kita.
Covey menjelaskan bahwa cara paling efektif untuk mencapai kebiasaan 2 adalah dengan membuat pernyataan misi pribadi yang berfokus pada menjadi apakah kita (karakter), apakah yang ingin kita lakukan (kontribusi dan pencapaian), dan pada nilai yang menjadi dasar untuk menjadi sesuatu maupun melakukan sesuatu.
Pernyataan misi pribadi ini dapat menjadi konstitusi pribadi sebagai dasar untuk membuat berbagai keputusan dalam hidup. Prinsip ini juga akan menjadi pondasi yang kokoh untuk berkembang jika ditempatkan sebagai pusat kehidupan kita. Prinsip ini secara filosofi tidak bergantung terhadap faktor-faktor eksternal sehingga tidak akan mudah goyah saat kita diterpa masa-masa sulit. Prinsip akan menuntun kehidupan kita untuk melihat dunia menjadi lebih obyektif dan lebih jelas dari biasanya.
Pernyataan misi keluarga juga penting untuk merujuk pada tujuan akhir. Pernyatana misi ini dapat membantu pondasi yang kuat dalam memberikan arah sekaligus menciptakan kesatuan dan kesinambungan pada keluarga. Saat nilai-nilai individu yang terdapat dalam pernyataan misi pribadi diselaraskan dengan nilai-nilai keluarga, maka para anggota keluarga akan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan perasaan yang mendalam.
Pernyataan misi ini tak kalah pentingnya untuk suatu organisasi. Sama seperti dalam keluarga, nilai-nilai individu dalam suatu organisasi harus diselaraskan dengan nilai-nilai organisasi. Pernyataan misi organisasi harus melibatkan nilai bersama tiap individu sebagai kerangka acuan untuk menciptakan kesatuan yang kuat dan komitmen yang luar biasa.
Covey menyarankan penerapan untuk kebiasaan 2 sebagai berikut:
- Bayangkan secara detail terkait pemakaman Anda sendiri. Ada siapa saja di sana? Apa yang mereka katakan? Apa yang mereka pikirkan tentang diri Anda? Baik itu secara karakter, kontribusi, maupun prestasi dari masing-masing bidang aktivitas (keluarga, teman, kerja, pelayanan masyarakat, dll.)
- Tuliskan peran-peran berbeda Anda dalam selama hidup baik itu pribadi, komunitas, maupun profesional dan tentukan 3 – 5 tujuan yang ingin dicapai dari tiap peran tersebut.
- Mulailah mengerjakan pernyataan misi pribadi Anda.
- Tentukan suatu proyek yang tidak lama lagi akan dihadapi serta tulislah langkah-langkah untuk mencapai keberhasilan proyek tersebut.
- Beritahu kepada keluarga dan organisasi Anda terkait kebiasaan 2 ini agar mereka ikut terlibat bersama-sama dalam sebuah pernyataan misi keluarga dan organisasi.
Kebiasaan 3: Dahulukan yang Utama
Memasuki kebiasaan 3 dari 7 kebiasaan sangat efektif merupakan metode terakhir untuk mencapai kemenangan pribadi yaitu untuk menjadi mandiri dalam hidup. Kebiasaan 3 merupakan penerapan dari kebiasaan 1 & 2 yang mana kebiasaan 1 berfokus untuk membuat kita sadar bahwa kita adalah penanggunjawab hidup kita sendiri dan kebiasaan 2 berfokus pada kemampuan untuk menentukan nilai kunci pribadi dan pemahaman tentang apa yang ingin kita capai melalui visualisasi masa depan. Kebiasaan 3 berfokus pada pelaksanaan dari manajemen diri yang efektif melalui keinginan yang mandiri dengan cara menjalankan prioritas yang paling penting, bukan yang paling mendesak dari waktu ke waktu.
Kediplinan dan fokus pada tujuan akhir adalah kunci utama keberhasilan menerapkan kebiasaan 3 ini. Kemauan untuk melakukan sesuatu bahkan saat tidak ingin melakukannya adalah hal yang harus dimiliki. Bertindak bukan karena keinginan atau dorongan pada saat tertentu melainkan karena hal yang sesuai dengan nilai-nilai kita.
Covey meminta kita untuk menjawab pertanyaan berikut:
- Apa hal yang biasa kita lakukan sehari-hari, yang mana saat ini kita tidak sedang kerjakan, dapat meningkatkan kehidupan pribadi kita?
- Apa hal yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan kehidupan profesional maupun bisnis kita?
Dengan berhasil menjawab pertanyaan tersebut, menjadikan kita sadar bahwa kita ternyata mempunyai kekuatan untuk mengubah hidup kita saat ini secara signifikan. Menjadi pribadi yang mandiri membuat kita mampu menentukan pilihan dan membuat keputusan atas pilihan tersebut. Seberapa sering kita menggunakan kemauan sendiri dalam bertindak, sangat bergantung pada integritas yang kita miliki. Integritas yang dimaksud di sini adalah seberapa besar kita menghargai diri sendiri dan seberapa baik kita berkomitmen.
Kebiasaan 3 mengajarkan kita bagaimana membuat matriks manajemen waktu berdasarkan hal yang penting dan mendesak. Berikut adalah penjelasannya:
Mendesak | Tidak Mendesak | |
Penting | KUADRAN 1 (KEHARUSAN) Aktivitas Masalah yang mendesakKrisisProyek yang digerakkan oleh batas waktu | KUADRAN 2 ( EFEKTIVITAS ) Aktivitas Perencanaan jangka panjangRekreasiPencegahanMembangun hubunganBelajar hal baru |
Tidak Penting | KUADRAN 3 (GANGGUAN) Aktivitas Interupsi, telepon masukBeberapa pesan masuk, beberapa laporanBeberapa pertemuanUrusan yang mendesakUpdate status tidak penting | KUADRAN 4 (SIA-SIA) Aktivitas Beberapa pesan & telepon masukHal-hal sepele dikerjakan dengan sibukMelakukan gosipBerlebihan dalam relaksasi seperti bermain game, menonton TV, berselancar di internet |
Kebiasaan 3 menuntun kita untuk berfokus pada Kuadran 2 yaitu kuadran efektivitas, merupakan hal yang penting namun tidak mendesak. Kuadran 2 membuat kita bisa berpikir ke depan, mencegah krisis, dan mengetahui akar permasalahan sebelum terjadi. Hal ini dapat membantu kita mengimplementasikan prinsip Pareto yaitu 80% hasil yang kita peroleh merupakan buah dari 20% waktu atau kegiatan kita. Fokus pada kuadran II itu artinya kita perlu belajar mengatakan tidak untuk kegiatan lain yang sepertinya tampak mendesak namun tidak penting, dan mengajarkan kita untuk melakukan pendelegasian yang efektif.
Berfokus pada kuadran 1 tentu saja menghabiskan banyak energi dan waktu kita. Walaupun itu memang sebuah keharusan karena berhubungan dengan krisis, masalah tak terduga dan bertenggat waktu, namun dapat dijadikan pembelajaran di masa depan bahwa sebelum krisis atau masalah itu datang, kita harus mengetahui akarnya dan pencegahannya seperti apa. Menempatkan kegiatan-kegiatan pada kuadran 1 membuat kita mudah stres, kelelahan, dan menurunkan semangat. Begitu pula dengan kuadran 3 & 4 yang membuat kehidupan kita menjadi merasa ada gangguan dan sia-sia jika kita bereaksi secara berlebihan.
Covey memberikan saran aplikasi untuk dapat menerapkan Kebiasaan 3 yaitu sebagai berikut:
- Identifikasi aktivitas kuadran 2 yang mungkin Anda abaikan, namun jika dikerjakan dengan baik akan menimbulkan dampak berarti. Tulis dan buat komitmen untuk melaksanakannya.
- Buatlah sebuah matriks manajemen waktu dan perkirakan berapa persentase waktu yang dihabiskan di tiap kuadran. Lalu catat waktu waktunya selama 3 hari dalam interval 15 menit. Seberapa akurat taksiran Anda? Apa yang perlu diubah jika merasa tidak puas dalam menggunakan waktu?
- Buatlah daftar tanggungjawab dan orang-orang yang dapat didelegasikan pada bidang-bidang tersebut dan tentukan apa yang diperlukan untuk memulai pendelegasian.
- Buatlah rencana mingguan sebelum dimulai dan komitmen untuk mengorganisir secara mingguan dan menyiapkan waktu teratur untuk melaksanakannya.
- Tegas dan komitmen ketika harus memilih kegiatan berdasarkan prioritas
Kebiasaan 4: Berpikir Menang/Menang
Kebiasaan 4 dari 7 Kebiasaan Sangat Efektif adalah Berpikir Menang/Menang. Hal ini mengawali paradigma kesalingtergantungan untuk mencapai kemenangan publik. Tentu saja untuk mencapai kemenangan publik, kemenangan pribadi (kebiasaan 1-3) harus dapat diraih terlebih dahulu layaknya menanam sebelum memanen.
Covey berpendapat bahwa pola pikir Menang/Menang bukanlah sebuah teknik, melainkan filosofi hubungan antar manusia yang bertujuan untuk mencapai sesuatu yang saling menguntungkan atau puas terhadap hasil yang didapatkan. Pola pikir ini didapatkan dengan cara melihat kehidupan sebagai sebuah kerjasama bukan kompetisi. Pola pikir ini dapat ditumbuhkan dengan kebiasaan kepemimpinan antarpribadi yang mana dilakukan dengan cara melatih imajinasi, kesadaran diri, hati nurani, dan kemauan independen
Kebiasaan 4 menuntun kita untuk menghindari paradigma Menang-Kalah, Kalah-Menang, dan Kalah-Kalah. Jika ada satu pihak saja yang merasa diuntungkan pada saat itu, hasilnya akan berdampak negatif terhadap hubungan antar pihak tersebut di masa yang akan datang. Untuk mendapatkan Menang/Menang, bersikap baik saja tidak cukup, namun harus berani.
Covey berpendapat bahwa untuk menjadi pemimpin Menang/Menang yang efektif, terdapat lima dimensi yang harus dipenuhi yaitu karakter, hubungan, kesepakatan, kesepakatan kinerja Menang/Menang dan sistem pendukungnya, serta proses.
- Karakter adalah pondasi mental Menang/Menang yang artinya adalah bertindak dengan kematangan, integritas, dan mentalitas keberlimpahan (keberhasilan satu orang tidak mengancam keberhasilan kita dan berkeyakinan bahwa terdapat banyak hal untuk semua orang di luar sana).
- Hubungan menyangkut pada kepercayaan yang harus dipelihara dan dipertahankan serta ditingkatkan.
- Kesepakatan ini menyangkut pada hasil, pedoman, sumberdaya, akuntabilitas, dan konsekuensi yang harus disepakati oleh kedua belah pihak.
- Kesepakatan kinerja Menang/Menang dan Sistem Pendukungnya adalah membuat standar dan hasil yang diinginkan untuk mengukur kinerja yang dapat mendorong pola pikir Menang/Menang.
- Proses menyangkut pada hal-hal yang memungkinkan untuk terjadinya hasil Menang/Menang.
Saran aplikasi dari kebiasaan 4 ini yaitu:
- Pikirkan tentang interaksi di masa depan yang membuat Anda berusaha mencapai kesepakatan dengan tekad mempertahankan keseimbangan antara tenggang rasa dan keberanian.
- Buatlah daftar yang menghambat Anda mengaplikasikan paradigma Menang/Menang dan tentukan apa yang dapat dikerjakan sesuai dengan Lingkaran Pengaruh untuk menghilangkan hambatan tersebut.
- Pilihlah hubungan tertentu yang dapat mengembangkan kesepakatan Menang/Menang. Tempatkan diri menjadi lawan dan pikirkan solusinya serta pikirikan juga dari diri sendiri kemenangan yang akan diraih. Komunikasikan dengan lawan untuk mencapai kesepakatan dan solusi saling menguntungkan.
- Pikirkan kembali naskah hidup Anda, apakah Menang/Kalah? Bagaimana hal itu mempengarahui hubungan dengan orang lain? Tentukan naskah yang berfungsi dengan baik dengan realita Anda saat ini.
- Belajarlah lebih dekat dengan orang yang berpola pikir Menang/Menang yang walaupun dalam kondisi sulit tetap mencari keuntungan bersama.
Kebiasaan 5: Berusaha Mengerti Terlebih Dahulu, Baru Dimengerti
Kebiasaan 5 dari 7 Kebiasaan Sangat Efektif adalah mengajarkan kita untuk berusaha mengerti terlebih dahulu, baru bisa dimengerti. Artinya adalah kita harus belajar mendengarkan secara empatik, mendalam, dan sesuai dengan perspektif mereka terlebih dahulu sebelum dapat memberikan suatu saran, solusi, atau berinteraksi secara sefektif dengan orang lain dalam hal apapun. Layaknya seorang dokter, ia tidak mungkin memberikan resep obat tanpa mendengarkan keluhan pasien dan mengamati dengan cermat terlebih dahulu gejala-gejala yang timbul pada pasien tersebut.
Kita mungkin bertahun-tahun menghabiskan hidup untuk belajar membaca, menulis, kemudian berbicara, namun belum tentu untuk mendengarkan. Mendengarkan dengan empatik membutuhkan ketenangan pikiran dan keikhlasan hati serta paradigma baru sesuai perspektif orang yang diajak bicara tersebut. Orang yang empatik dengan prinsip yang kuat, akan ikut terlibat dalam sudut pandang orang yang berbicara. Orang pada umumnya mendengarkan bukan untuk memahami konteks pembicaran, namun hanya untuk dapat menjawab, bahkan orang pun akan segera berbicara atau siap berbicara sebelum orang yang berbicara tadi selesai.
Saat kita mendengarkan, kita mungkin akan cenderung merespon menggunakan perspektif kita sendiri dengan salah satu dari empat cara autobiografis berikut yaitu evaluasi, menyelidiki, menasihati, dan menafsirkan. Evaluasi artinya menyetujui atau tidak perihal apa yang dikatakan. Menyelidiki artinya memberikan pertanyaan berdasarkan perspektif kita sendiri. Menasihati artinya memberikan saran, bantuan dan solusi terhadap masalah berdasarkan perspektif kita sendiri. Menafsirkan artinya mencoba menilai orang lain secara dangkal.
Berbeda halnya jika menggunakan pendekatan mendengarkan secara empatik, yang mana dapat menghasilkan komunikasi yang lebih baik dan gambaran lebih jelas secara dramatis. Orang yang berbicara tadi akan cepat bersikap lebih terbuka dalam komunikasi. Untuk dapat mendengarkan secara empatik tentu saja butuh waktu. Para ahli komunikasi telah memberikan petunjuk bagaimana perilaku orang dalam berkomunikasi yaitu 10% dari komunikasi diwakili oleh kata-kata kita, 30% diwakili oleh suara kita, dan 60% diwakili oleh bahasa tubuh kita. Jika kita bisa memahami secara utuh 100% tersebut maka sifat empatik kita terhadap orang akan muncul.
Covey menyarankan untuk melakukan praktik Kebiasaan 5 sebagai berikut:
- Sampaikan kepada orang yang dekat dengan Anda bahwa Anda ingin berusaha menjadi pendengar yang empatik dan mintalah umpan balik dalam seminggu untuk mengetahui bagaimana usaha Anda dan perasaan orang tersebut akibat usaha Anda.
- Carilah dua orang yang sedang berkomunikasi kemudian tutup telinga Anda selama beberapa menit dan cukup melihat saja. Rasakan emosi dari kedua orang tersebut yang tidak dapat tersampaikan dengan kata-kata saja.
- Ketika Anda merasa tidak tepat dalam melakukan respon autobiografis, coba akuilah dan meminta maaf terhadap orang tersebut dan memohon untuk dapat mengulanginya kembali, contoh: “Saya mohon maaf bahwa saya secara sadar benar-benar tidak berusaha mengerti, bolehlah kita memulai kembali”?
- Jika Anda sedang melakukan presentasi, tanamkan di awal dengan rasa empati dengan cara menggambarkan perspektif peserta secara detail mengenai masalah apa yang dihadapi dan solusi apa yang harus Anda tawarkan kepada mereka.
Kebiasaan 6: Wujudkan Sinergi
Kebiasaan 6 dari 7 Kebiasaan Sangat Efektif adalah wujudkan sinergi. Wujudkan sinergi merupakan upaya untuk menyatukan keiginan kedua belah dalam mencapai kesepakatan menang/menang melalui komunikasi yang empatik karena dasar saling memahami perbedaan perspektif. Sinergi akan memunculkan kreativitas dan keterbukaan. Contohnya saja jika kita menanam dua tanaman berdekatan maka akan terbentuk akar saling berbaur di dalam tanah dan menciptakan pertumbuhan yang lebih baik daripada sendirian.
Sinergi bersifat menyeimbangkan perbedaan emosional, mental dan psikologis antar pihak untuk menciptakan paradigma baru. Paradigma baru tersebut merupakan transformasi untuk mendapatkan apa yang saling diinginkan dan hubungan pun terbangun dalam prosesnya. Sinergi tentu saja membutuhkan tingkat kepercayaan dan kerja sama yang tinggi agar tercapai solusi menang/menang (Gambar 2)
Sinergi menciptakan energi positif untuk mencari hal yang baik dari pihak lain. Perbedaan cara pandang pun akan menjadi peluang untuk memperluas perspektif kita. Kemudian keberanian untuk bersikap terbuka juga akan muncul sendirinya antar kedua belah pihak dan menjadi pendorong kreativitas serta solusi yang lebih baik bagi semua orang melalui alternatif ketiga.
Covey menyarankan untuk melakukan praktik Kebiasaan 6 sebagai berikut:
- Pikirkan seseorang yang memiliki perpekstif yang berbeda dengan Anda dan pertimbangkan bahwa perbedaan tersebut dapat menjadi batu loncatan untuk solusi alternatif ketiga.
- Tentukan daftar orang-orang yang menjengkelkan Anda dan pikirkan apakah jika Anda menghargai perbedaan perspektif mereka dengan lebih baik maka akan tercipta sinergi?
- Pilihlah situasi di mana Anda membutuhkan kerja sama tim untuk sinergi yang lebih besar. Apa yang harus Anda lakukan untuk dapat menciptakan kondisi yang mendukung sinergi?
- Selanjutnya, ketika Anda memiliki ketidaksepakatan dengan seseorang, cobalah untuk mengerti kekhawatiran orang tersebut dan bahas bersama dengan cara kreatif dan saling menguntungkan.
Kebiasaan 7: Asahlah Gergaji
Kebiasaan 7 berfokus pada pembaharuan untuk memelihara dan meningkatkan aset terbesar yang kita miliki yaitu diri kita sendiri dengan cara memperbarui 4 dimensi alamiah kita yaitu fisik, spiritual, mental dan sosial/emosional (Gambar 3). Inilah yang disebut sebagai mengasah gergaji, yang artinya menjadikan semua kebiasaan lainnya menjadi mungkin.
Secara terperinci, penjelasan dari pembaruan masing-masing dimensi ilmiah kita adalah sebagai berikut:
- Fisik, bertujuan untuk melakukan perbaikan dan meningkatkan kapasitas fisik dengan cara melakukan olahraga secara teratur, makan makanan yang bernutrisi tinggi, beristriahat cukup, dan manajemen stres. Hal ini dapat membantu kita mengembangkan kebiasaan 1 yaitu otot proaktif agar dapat bertindak berdasarkan nilai kesejahteraan dan bukan bereaksi terhadap hal-hal yang menjauhkan diri dari kebugaran.
- Spiritual, bertujuan untuk memberikan sifat kepemimpinan dan menguatkan komitmen terhadap nilai prinsip kita dengan cara melakukan meditasi setiap hari, berkomunikasi dengan alam, dan melakukan studi. Hal ini dapat membantu kita mengembangkan kebiasaan 2 yaitu merujuk pada tujuan akhir.
- Mental, bertujuan untuk mengembangkan pikiran kita dengan cara membaca, melakukan visualisasi, melakukan perencanaan, dan menulis. Hal ini dapat membantu kita mengembangkan kebiasaan 3 yaitu mendahulukan yang utama agar dapat memaksimalkan waktu dan sumberdaya yang ada.
- Sosial/Emosional, bertujuan untuk mengembangkan hubungan yang bermakna seperti melakukan pelayanan masyarakat, berempati, bersinergi, dan keamanan intrinsik. Dimensi ini membantu kita mengembangkan kebiasaan 4,5, 6 demi mencapai solusi Menang/Menang untuk semua orang.
Mengasah gergaji harus dilakukan secara konsisten dan teratur sebagai investasi terpenting dalam hidup kita. Keseimbangan antar dimensi harus dirawat. Selain itu, kita juga harus berusaha menciptakan naskah yang positif untuk orang lain dengan cara mempercayai mereka dan mendengarkan secara empatik sehingga dapat mendorong mereka ke jalan yang lebih tinggi dan bersikap proaktif. Mengasah gergaji semua kebiasaan tersebut juga dapat meningkatkan kemampuan untuk memperbaiki keadaan.
Covey menyarankan untuk melakukan praktik Kebiasaan 7 sebagai berikut:
- Buatlah daftar aktivitas yang cocok dengan gaya hidup Anda dan dapat dinikmati sepanjang waktu, yang dapat mempertahankan kondisi fisik yang prima.
- Pilih salah satu dari berbagai aktivitas tersebut dan jadikan sebagai tujuan dalam peran pribadi di minggu yang akan datang. Jika tidak berhasil mencapai tujuan, lakukan evaluasi sesuai dengan kebiasaan yang sudah dipelajari sebelumnya.
- Buatlah daftar aktivitas pembaruan pada dimensi mental, spiritual, dan sosial-emosional Anda. Tentukan hubungan yang ingin diperbaiki maupun kondisi spesifik yang mana Kemenangan Publik dapat menciptakan efektivitas yang lebih besar. Pilih salah satu kegiatan dalam setiap dimensi sebagai tujuan dalam minggu bersangkutan untuk dilaksanakan kemudian dievaluasi di akhir.
- Tulislah kegiatan “Mengasah Gergaji” untuk setiap dimensi setiap minggunya. Kerjakan aktivitas tersebut dan lakukan evaluasi di akhir.
7 Kebiasaan Sangat Efektif ala Stephen Covey merupakan gerbang yang sangat powerful untuk menuntun kita menjadi pribadi yang sangat efektif demi meraih kemenangan pribadi dan kemenangan publik. Tentu saja dibutuhkan konsistensi dan keteraturan untuk dapat mencapainya. Ini merupakan solusi jangka panjang untuk segala permasalahan efektivitas hidup selama ini bagi semua orang.
Penulis: Riko Susetia Yuda